Tuesday, August 16, 2011

Ijinkan Aku Menunduk! Duhai Cantik!!

Surat Terbuka untuk Para Gadis
Dalam rangka memperingati hari jilbab
(Curhatan dari Seorang Lelaki Gundah: UnCensored)
Ijinkan Aku menunduk! Duhai Cantik!
Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum Wr. Wb


              Kamu tau kenapa saya suka gadis yang memakai jilbab panjang, walau kucel sekalipun? Dan kamu tau kenapa saya tidak berani sekedar melihat gadis berparas cantik? Apalagi mengajaknya bersenda gurau? Walau sekali sangat ingin kulakukan. Jawabannya sederhana, karena mata dan pikiran saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari pintu keluar sampai kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian di sana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke arah tanah atau menutup mata ketika berjalan…tentu pilihan terakhir ini sangat tidak mengenakkan. Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas “tank top”, noleh ke kiri pemandangan “pinggul terbuka”, menghindar ke kanan ada sajian “celana ketat plus you can see”, balik ke belakang dihadang oleh “dada menantang!” Astaghfirullah…kemana lagi mata ini harus memandang?
                Kalau saya berbicara nafsu, ho how jelas semua lelaki suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata (seperti ibuku). Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran “ngeres” dan hatipun menjadi keras. Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk memakai asset yang sangat muahal yang mereka punya. Kalau ada lelaki mengatakan tidak ada perasaan apa apa jika melihat “you can see”, kukatakan itu adalah bull shit gombal, sekalipun ia orang ber”iman” (contohnya Nabi Yusuf as) apatah lagi sen”iman”. Kalaupun ada yang bener-bener jujur nggak ada perasaan… Cuma ada beberpa opsi jawaban, Pertama; ia adalah saudaramu, kedua: memang kamu tidak menarik…walaupun seseksi apapun kamu dandan…ketiga: memang sudah amat sangat terbiasa banget menikmati “you can see” sehingga sudah tidak ada feeling lagi jika hanya melihat tok. Inipun terbagi dua kategori lagi yaitu: ada yang karena kebudayaannya masih seperti (maaf) Irian Jaya sing ndessonya ndesso (pemahaman tentang aurat masih sangat sederhana), yang kedua dah tahu nikmatnya melihat aurat dan dah sering melihat yang “lebih dari itu”. Nggak percaya!!! Contoh nyatanya ini. Saya pernah nonton Dorce Show belum lama ini dan kebetulan temanya cukup provokatif. Intinya ini pelacur ditanya oleh psikolog UI, “Adakah perasaan suka sama lawan mainnya?” Merekapun menjawab …sudah tidak ada feeling alias biasa-biasa saja.” Itu jawaban jujur sekaligus mengejutkan kata psikolog UI, “karena apa? Ya karena sudah terbiasa, professional banget” lanjut kata psikolog UI. Trus dalam buku picisan “Tuhan, Izinkan Aku Jadi Pelacur” (karya Muhiddin M. Dahlan) di situ memberikan pesan bahwa gadis yang menjadi pelacur adalah ingin memberikan pelajaran (mengaku atas nama Tuhan) atau bahasa kasarnya balas dendam dan menyiksa kepada kaum lelaki, karena ia tahu jika lelaki sudah mencicipi sekali saja, ia akan menjadi pecandu yang sangat tersiksa jika tidak mendapatkannya lagi. WH4TZ th3..f***??? (baca: Setan apa ini?). Seperti saking seringnya, ia kekenyangan air, tapi tetap kehausan karena yang dimunum air laut, selanjutnya diminum lagi air laut tersebut dst.dst.dst… Dan jenengan wahai para gadis...sangat mengherankan jika jenengan sampai rela telanjang hanya untuk sebuah kata yang abstrak yaitu: seni! Padahal kalian adalah karya seni Illahi yang sangat tiada bandingnya, sehingga tidak semua orang boleh mencicipinya sebelum “Sang Pengukir” meridhainya. Nah, hal itu juga berlaku buat para lelaki yang sudah terbiasa melihat “you can See”. Illfeel...selanjutnya lelaki ingin lebih dari itu, yaitu “you can touch” dan jika sudah terbiasa juga….”you can buy”. Ujung-ujungnya aborsi, dan akhirnya menyalahkan Tuhan (seperti setan menyalahkan Tuhan karena memvonis sesat.)
                Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fithrah dihormati dan dihargai semestinya Anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi Anda, membayangkan Anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap Anda melakukan lebih seksi, lebih… dan lebih lagi. Dan Anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitu: inilah selanjutnya…
                Duhai para Gadis Anda belum yakin juga? Nih ada majalah kesehatan MensHealth edisi lawas yang pernah penulis baca. Salah satu isinya pernah memuat penelitian yang kesimpulan akhirnya adalah: hampir 100% semua laki-laki bila pertama kali melihat wanita seksi yang pertama kali dibayangkan adalah “Apakah ia cocok denganku “diatas ranjang” - alamak ketahuan deh..tapi untungnya yang diteliti adalah orang-orang korban westernisasi alias Bule, dan semoga…ada penelitian lain yang mampu menyanggah hasil penelitian tersebut dan saya siap jadi sampelnya.
                Mau tidak mau, sengaja atau tidak Anda sudah membuat diri Anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan Anda sendiri yang Anda sajikan pada mata lelaki. Betapapun lelaki memuji penampilan Anda yang seksi, jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri Anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin Anda menjawabnya “lelaki” bukan? Oh, betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di zaman sekarang ini! Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk mendapatkannya. Nah apa bedanya dengan Anda menawarkan penampilan seksi Anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat (laki-laki) ingin mencicipinya.
                Allah Ta’ala telah berfirman: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya”, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (Q.S. An-Nur: 30-31). Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk-duduk di mushalla yang sejuk, sambil berliqo’at ria dengan teman lain, mengIqraa’ Al-Qur’an dan “do nothing but ngaji”. Saya hanya ingin menahan pandangan mata ini dan semoga juga hati. Biarlah saya tak kenal (gaul) siapa ia gadis yang seksi (terutama di kampus), daripada saya tak bisa menahan diri bila ada “kue” yang siap disantap di hadapan saya. Padahal tidak boleh dimakan walaupun perutku sudah keroncongan. Jadi tak salah juga bukan? Kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, kronggilan (nongkrong dipinggir jalan), boncengan, naik mobil berdua ke Kesawan Square malam minggu, dan tempat-tempat lain yang selalu menyajikan keseksian.
Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Biarlah para gadis mengatakan bahwa diriku kurang gaul, sok suci, munafik, kaku, terlalu membesar-besarkan masalah, “so whatz gitu loh?”, egp, khayal, dll, tapi lebih munafik mana Anda yang berislam, tapi berpenampilan western, atau saya yang susah tuk beribadah khusyuk, tapi kafe gaulnya di masjid, lebih munafik mana?
                Biarlah para lelaki ada yang sangat berbangga dengan banyak para gadis menjadi korban “kejantanannya”, tapi bagiku aku lebih bangga menjadi muslim jomblo berkualitas tinggi (high quality jomblo)__tapi tetap cari pendamping hidup. Karena hal itu sangat sulit bisa dilakukan oleh mereka yang berbangga menjadi PlayBoy sambil mencari pendamping hidup, dan menjadi playboy bagiku adalah pilihan yang mudah dan menggoda, karena apa?...zaman sekarang, sangat mudah untuk menjadi PlayBoy, sekali lagi sangat sangat mudah bagiku. Zo tak ada tantangan buat jadi PlayBoy, dah nggak zaman bung. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Cara yang tepat mengeluarkan uneg-uneg bagaimana? Ingin menasehati kaum wanita secara perorangan tentu sangat tidak boleh (menimbulkan fitnah), ingin lewat ceramah…tentu cara ini sudah sangat terbiasa nanti kalian ill-feel ill Ear…akhirnya kupakai cara dan bahasa yang sangat berani, blak-blakan dan tak biasa yaitu lewat tulisan ini.
                Kembali lagi, apakah tidak bisa alias hampir tidak mungkin untuk mendapatkan win win solution?, atau apakah saya harus menikmatinya? (seperti kata aktivis Jaringan Islam Liberal: Sudah saatnya di era globalisasi keshalihan dan kemaksiatan bersinergi serta hidup rukun) yuck!!! Aku paling muak perkataan oportunis seperti itu, tak punya izzah (bargaining position). Solusi tak cerdas alias tidak berusaha membuat konstruksi social alternative di luar zaman sekarang. Dan saya sungguh berusaha tuk takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana saya mempertanggungjawabkan nanti? Dan saya pasti akan amat sangat malunya jika Allah menunjukkan kepada para Gadis, “Wahai para Gadis, ini pria-pria yang diam-diam dibikin pusing 16 keliling oleh kalian!” dan istriku menatapku dengan mata lotot, apakah kalian berpikir sampai kesana?. Sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.
                Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini (terutama yang jomblo karena pilihan). Pasti memang ada lelaki lain yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi Anda para wanita: apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk? Kemudian dengan sangat sangat terpaksa (atau senang hati?) mengambil kesimpulan menikmati pemandangan yang Anda tayangkan? Dan akhirnya kami pacari kalian semua untuk berlama-lama “You can see, nggak tahan you can touch nggak tahan you can buy” bosan…you can sell it?
                Atau aku harus menjauhi dan bermuka masam serta cuek abis bagaikan bertemu musuh kepada kalian khususnya gadis berparas cantik dan seksi, bukan karena benci, bukan karena tidak suka, bukan karena najis, tapi karena aku sangat menyayangi kalian karena Allah (ugh gombal!!!), dan takut berzina mata hingga berzina pikiran yang akhirnya berzina hati, dan akhirnya berzina tubuh. Dan ketahuilah...sungguh andaikan aku HANYA menikmati dalam melihat kalian, tentu dosaku hanya dosa melihat, sedangkan kalian para gadis mendapat dosaku yang melihat tubuhmu. Dan ada berapa lelakikah yang melihat tubuhmu dalam sehari?
                Tulisan ini tentu harapan saya adalah ada respon balik, khususnya dari para gadis “you can see”. Dan responnya dengan berjilbab, bukan dengan respon lain, dan semoga bukan karena lelaki dibalik tulisan ini, tapi karena Allah.
                Sebenarnya tulisan ini adalah hasil modifikasi tulisan lelaki lain yang sama gundahnya seperti saya didalam milis yang saya ikuti.
                So, Gadis berjilbablah… karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona dan tentunya sejuk di mata.
                So, Berjilbablah… karena sungguh ia bukan hanya symbol tapi ia pelindung symbol, ia benteng terbaik “kelopak seni” Anda, ia adalah cerminan jiwa pribadi Anda.
                So, Berjilbablah… karena ia adalah puncak dari segala peradaban manusia beradab dan modern, bukankah sebelum zaman rasul semua pakaian seperti zaman kapitalis sekarang? Cuma bentuk dan bahannya saja yang berbeda.
                So, Berjilbablah… karena sungguh ia adalah kaya misteri suci yang kan dicari para lelaki sholeh, bukankah semua pelacur dicari oleh lelaki hidung belang dan mata ke”ranjang”?
                So, Berjilbablah… karena sungguh ia adalah bunga di segala musim, ia pengundang lebah jantan yang lewat. Bukankah bangkai anjing pengundang segala laler, tapi sekaligus “Rasul memerintahkan kita untuk membuka mulut anjing dan melihat giginya yang putih bersih”
                So, Berjilbablah… karena sungguh ia tidak hanya dirindukan makhluk bumi, tapi juga dirindukan makhluk Langit.
                So, Berjilbablah… karena ia sungguh bukan hanya kewajiban, bukan hanya kebutuhan, tapi lebih dari itu, ia adalah bentuk rasa syukurmu pada sang Khalik atas karya selaput rahim semsta.
                Ditambah lagi… ijinkan aku menunduk… duhai Cantik!
                Wallahua’lam bish-shawab.

Disebarkan oleh:Dept. Keputrian UKMI Ar Rahman UNIMED atas seizin Penulis dalam rangka memperingati HARI JILBAB.
»»  READMORE...
Menjadi Secantik Aisyah r.ha © 2008 Por *Templates para Você*