Sunday, February 6, 2011

Goresan Tangan


Goresan Tangan yang Menyingkap Otak si Penulis 
   
            Sorotan lebih tajam dilontarkan filsuf Cina, Konfusius: ? Tulisan tangan dapat secara sempurna menunjukkan apakah itu datang dari seorang cerdas atau seorang yang terbuka.? Dengan melirik tulisan pada amplop surat, kita langsung tahu teman dekat atau relasi yang mengirimnya. Tanpa perlu berkeluh-kesah di sepucuk surat, karibpun tahu hati kita tengah sedih lewat tulisan yang digoreskan.
Karenanya, tak mengagetkan bila terus berlangsung usaha membuat perbandingan tulisan tangan dengan emosi, karakter, watak, dan kepandaian si penulis. Sayang, itu hanya pernyataan dari deduksi. Seiring perkembangan bubuk kertas dan alat tulis, barulah pada abad 17 bermunculan pembahasan soal ini.
Jean Hyppolyte pada tahun 1875 mengenalkan frase graphology, untuk mengistilahkan ilmu tentang tulisan tangan. Merupakan kosa kata Yunani, graph berarti menulis dan logos bermakna ajaran. Jadi, meski istilah tersebut relatif baru dikenalkan, pokok pembahasan tentang tulisan tangan telah muncul puluhan abad sebelumnya.
Dimulailah fase kedua graphology sebagai kajian ilmu, pada 1897, saat Hans Busse membentuk Lembaga Penelitian Ilmu Graphologi di Jerman. Ludvig Klages, sejawat Busse, menulis secara lengkap dan sistematis ilmu tulisan tangan. Masih di Jerman, Lavater dan dua rekan Prancis-nya, Edouard Hocquart dan Abbe Flandrin, mengembangkan seni menafsirkan tulisan tangan.
Setengah abad kemudian ilmuwan Prancis, Michon, menggugah masyarakat lewat hasil penelitiannya tentang pergerakan tulisan tangan. Dia membeberkan bagian-bagian tertentu dalam tulisan tangan, seperti tekanan (stroke), surat, kata, garis dasar, paragraf, pergerakan bebas ('i' titik dan 't' batang), penjelasan dan uraian. Cara ini mampu mengalokasikan sebuah pergerakan khusus saat menulis, untuk mewakili satu bagian dari karakter yang menonjol.
Anak didiknya, Jule Crepieux-Jamin menghabiskan hidupnya untuk memperbaiki observasi Michon. Ia menemukan beragam bagian dari tulisan tangan dan membagi dalam 7 pengelompokan, yaitu dimensi, bentuk, tekanan, kecepatan, arah, tata letak, dan kesinambungan. Makna setiap pemberian tanda dalam tulisan tidak tetap. Jadi tak satupun tampilan tulisan tangan yang diyakini mampu mewakili segala hal tentang penulis, karena masih didukung beberapa faktor lain dalam tulisan. Teori ini hingga kini diamini semua ahli graphology dunia. Sezaman dengan Jamin, William T Preyer di Jerman memperkenalkan fakta bahwa "faktanya, tulis tangannya adalah tulisan otak".
Perkembangan graphology lebih maju lagi, saat Max Pulver, psikolog Swiss, pada awal 1900-an membagi tulisan tangan ke dalam tiga dimensi, yang dipakai hingga kini, yakni garis vertikal, horizontal, dan kedalaman pada sebuah tulisan. Robert Saudek dari Ceko memperhitungkan kecepatan saat menulis untuk menilai seseorang. Hans Jacoby, sejawat Saudek, memaparkan gerakan ekspresi, gerak tubuh, gaya berjalan, tercermin dari gerakan ekspresif tangan dan lengan saat menulis. Bahkan Rudolph Pophal, Ketua Jurusan Psikologi dan Graphologi di Universitas Hamburg, membawa graphology ke dalam wilayah penelitian yang berhubungan dengan otak dan struktur otot.
Begitu cepat perkembangan graphology sebagai ilmu kajian psikologi individu, meski usianya relatif muda. Eric Singer, ahli graphology Inggris masa kini, menyebutkan tulisan tangan kini sudah menduduki bagian terpenting dalam hubungan masyarakat. Lihat saja tanda tangan mampu menyelesaikan berbagai transaksi, kontrak, akta, maupun dokumen resmi lainnya. Tanpa tanda tangan, jangan harap bisa mencairkan cek. Guratan tanda tangan di atas surat sumpah di pengadilan, dapat menjadi kekuatan hukum dan pemalsunya diganduli hukuman berat.
Bayangkan pula, bila tulisan tangan mampu menelanjangi seluruh yang ada dalam diri Anda, mampu mengungkap perasaan, sifat, suasana hati, kepintaran si penulis. Mungkinkah mesin tik, komputer, dan alat cetak lainnya diciptakan untuk menyelubungi diri pembuat tulisan, dengan harapan memperkecil celah orang untuk mengetahui siapa diri Anda? Mungkin saja....

No comments:

Post a Comment

Menjadi Secantik Aisyah r.ha © 2008 Por *Templates para Você*