Puisi Cinta dari Adinda Matlab…
Assalamu’alaikum
warahmatullah..
Apa yang
terlintas di fikiran Anda ketika mendengar sajak cinta dari seseorang?
Senang-kah?
Malu-kah?
Tenang, tenang, kali ini kita akan sedikit bersinggungan dengan cinta.
Tepatnya cinta
kepada sesama manusia, hubungan antara kakak Assisten Laboratorium (selanjutnya
disingkat AsLab) dengan adik assisten
tentunya dan pihak terkait lainnya..
Yah, satu
tahun belakangan ini yaitu ketika saya semester lima di sebuah perguruan tinggi
ternama (baca: UNIMED) saya melamar menjadi assisten praktikum matematika.
Syaratnya masih mudah, lulus praktikum matematika I sampai praktikum matematika
IV. Mudah kan? Cuma butuh 2 tahun berjenjang kok supaya bisa melamar AsLab..
Lamaran kali
itu tidak membutuhkan banyak biaya, Anda hanya perlu menyediakan Foto 3x4
berwarna satu lembar lalu mengisi formulir yang disediakan tanpa membayar
apapun (ingat: tanpa biaya apapun). Dari
hati seyakinnya saya akan lulus. Yah, saya memang tidak begitu perlu
menggunakan teori peluang atau deret taylor untuk membuktikannya (pletak!) dan Alhamdulillah lulus juga.
Masuk ke pasal
orang yang meluluskan saya ini, namanya Herman Marbun (maaf ya bang kalau ada
kesalahan nama), biasa dipanggil bang Herman. Awalnya serem banget melihat looking abang ini, wajahnya tidak
meyakinkan buat anak kecil tersenyum manis seketika. Itulah hidup, kita tidak
boleh melihat seseorang hanya dari tampangnya a.k.a wajahnya. Don’t judge
book by its cover. Ternyata si abang baik euy, mungkin butuh waktu lebih lama lagi untuk membuatnya akrab. Nak kenal dekat je supaya si abang
bisa dijadikan mad’u (object da’wah).
Yang nantinya akan sering dipinjami LCD
oleh kawan-kawan keputrian dan dari pihak tertentu lainnya. Terima kasih ya
bang Herman atas perhatian dan pengertiannya..
Semenjak saat
itu saya mulai sering mengunjungi bang Herman dikantornya (ups!). Eh, memang harus la,
kan mau mengambil daftar absen adik2 ntu (jangan
su-uzhan aj la boy). Dan pada akhirnya
… … …
Semua berjalan
dengan baik, saya menjadi populer dikelas adik assisten (ya iyalah, kan dah
bisa menggantikan dosen). Semua ilmu dari kakak aslab saya sebelumnya, saya
kembalikan ke adik2 assisten sekarang. Tak ada yang ditutupi, tak ada yang disembunyikan
bahkan saya dkk menambahi apa yang tidak ada di diktat. Saat semester lima saya
mengajar bersama Iwan Prakasa dan Joy Juli Great Simanjuntak (daku yang paling
cantik kaan?) dikelas Mat Dik A 2011. Praktikum
Mat I. Asli Menyenangkan..
Lanjut ke semester
6, saya, bang Iwan kochu (panggilan
spesialku padanya) dan bang Joy (secara Joy lebih tua dari saya) berpisah. Cari
kawan yang sama jam kosongnya. Semuanya classmate
tapi untuk cari waktu kosong beda-beda dunk.
Akhirnya terbentuklah tim bersama Nurhabibah Nasution, Retni Triandini dan
Widya shopa. Kali ini mungkin saya juga yang paling cantik dan paling muda,
persis saat bersama kochu dan bang
Joy. Gedhubrak!! (maaf, kalau ada yang narsis :))
di kelas Mat Dik C 2011. Praktikum Matlab.
Awalnya
sedikit kesulitan mengikutinya karena pada masa 2009 belum ada praktikum
Matlab. Tapi sebagai assisten yang
professional (subhanallah) kita harus
belajar otodidak supaya bisa
mengajari adik2 ntu. Bela-belain pinjam diktat adik kelas dan eng ing eng diktat Rikky Ardiansyah
Lubis (Ketum Ummat 2012-2013) yang terpilih untuk dipinjam. Alhamdulillah, materinya bisa diikuti walaupun
tidak sangat mahir.
Nah, dikelas
terakhir inilah yang ada puisi cinta nya.. (he)..
Maklum
permintaan orang dapur (whattzz??)
maksudnya permintaan kakak assisten nya (saya-lah otaknya :)
). Ini berkenaan dengan bagaimana pandangan mereka tentang Praktikum Matlab dan
khusus kakak assistennya, saya sendiri. Berikut cuplikan puisi mereka khususnya
untuk Qoriyanti..
Selamat
menikmati!!
Syah
Alam
Karya:
Fajar Sukma Harsa
Selalu
kupandang tanpa kaku
Selendang
laksana mihrabnya suci
Kerudung halus
putih bercahaya
Menguntai niat
mulus murni
Dia wanita
sejati
Detakan
jantung
Hembusan nafas
Derapan langkah
Tak pernah lepas dari tasbih
Tak pernah luntur dari ikhlas
Tak pernah jatuh dari salam
Si kerudung, si buah qalbu
Hakikat sang
pujangga syah alam
Sayembara
tujuh rupa
Melintang
ikrar sang benang putih
Bersatu untuk
satu tujuan
Gembok suci
penutup raga
Dari hitam
pekat dunia
Untuk agama murni
semata
Tergenggam
benang suci dalam satu ikatan
Kerudung putih
terlingkar di dada
Wanita
. . .
Engkau
emas kerudung
Wanita
. . .
Engkau
penikmat kerudung
Wanita
. . .
Engkau
buahnya kerudung
Wanita
. . .
Engkau
madunya kerudung
Wanita
. . .
Engkau
lah kerudung itu
Sayup-sayup
menekan dunia
Bumi
indah, langit ku cerah
Ufuk
ke ufuk
Comment untuk Fajar : Subhanallah, puisi
fajar Te O Pe Be Ge Te deh :)..
Karya:
-
Senyuman tulus terukir dari
bibirmu
Kesabaran terpancar rona indah
pipimu
Tutur lembutmu meyakinkan
langkahku
Untuk mencintai medan berat ini
bersamamu
Awal
yang berat terlihat mudah
Karena
dorongan semangat darimu
Kepulan
rasa lelah hilang seketika
Saat
kau tepuk bahuku
Semua yang kompleks menjadi
sederhana
Semua yang sulit terlampaui
Terjalani secepat kecepatan
cahaya
Terlewati penuh makna yang
berarti
Semoga
pertemuan sesaat ini
Menjadi
makna yang besar
Dan
memberi arti
Untuk
setiap langkah yang dilalui
Comment untuk Adinda: terima kasih dinda pemalu, namanya sampai tidak dicantumkan.
Thank’s to Prof. P. Siagian. Menepuk bahu memang selalu diingat. :)
KAU
Karya:
Nisma Ariyati
Kau bagai
mawar berduri
Merah merekah
Harum semerbak
Namun kau
terlindungi dari duri
Tak ada yang
berani memetikmu
Pesonamu sungguh menawan
Menaklukkan setiap lebah yang
berterbangan
Membuat iri kembang-kembang lain
Tuturmu yang
santun
Anggunnya
dirimu dibalik hijab yang menjuntai
Dan kecerdasan
yang menambah kesempurnaanmu
Siapa yang tak menginginkanmu
Wahai kau mawar berduri??
Coment untuk Nisma: Terima kasih atas
sanjungannya. Wah, ternyata kakak mawar berduri yaa.. :)
Genggaman
Harap
Karya:
Putri Readora
Kau, yang disana, yang duduk
dengan harap ..
Harap-harap agar kami ini bisa ..
Bisa seperti bintang di angkasa
Dan mutiara di dasar samudera ..
Bagaimana ku berterima kasih
tentang itu?
Kala bibir tak bisa berucap ..
Dan raga ini tak bisa mengungkap,
Terimalah sekumpulan kata
berirama cinta dari adinda,
Yang akan menemanimu di balik
lamunanmu,
Menjadi obat rindumu saat aku tak
disisimu ..
Walau ‘kau’ dan ‘aku’ tak terikat
apapun ..
Tetaplah ingat aku dalam sujudmu,
Dalam setiap tetes doamu, kakanda
..
Medan, 21 Mei 2012
Comment untuk Putri: Terima kasih ya Putri atas puisinya. Memang puisi
adinda sekalian menjadi pengobat rindu ahh.. :)
Kelembutan
Hatimu
Karya:
Stepany Cristy Tarigan
Kelembutan hati
Yang engkau miliki
Mampu meluruhkan seluruh
Masalah dalam hatiku
Senyum,
suara, tindakan
Yang engkau
miliki
Mengandung
arti kelembutan
Yang
mendalam
Kesabaran yang engkau
Tunjukkan mampu menjadi
Penghilang kegundahan hati
Kelembutan
hatimu
Bak
fajar yang menyinari kegelapan
Comment untuk Cristy: Terima kasih ya Cristy, puisinya bagus.
Kelembutan hati memang membuahkan hasil.. :)
Matlab
Karya:
-
Matlab . . .
Apa itu matlab?
Sejenis makanankah?
Atau suatu nama ilmu baru?
Sungguh istilah yang asing bagiku
Hari
demi hari dilewati
Bimbingan
demi bimbingan dijalani
Barulah
aku memahami apa itu matlab
Sungguh suatu ilmu yang unik
Ilmu yang dapat mencerahkan masa
depan
Engkau akan kujadikan sebagai
Tambahan bekal ilmuku
Untuk mamasuki masa depan
gemilang
Comment untun Adinda: Terima kasih atas puisinya. Lupa buat namanya nih
yaa. Sekarang dah tidak asing lagi
dengan matlab kaan dinda? :)
Terima
kasih berujung
Karya:
Chrisna T.Y Sinaga
Awalnya aku meniadakanmu
Menganggapmu seperti tiang-tiang
Penyangga peremaian jiwa
Namun kau tak abai
Kau mainkan serunai
Hingga ku tertegun
Dan semua paradigma terputus
Kini kumenanti saat,
Detak langkahmu mendekat
Wangi senyummu merona …
Alunan suaramu , , ..
Namun ku sadar, masa kan berujung
Lembayung senja akan menutup
Penantian tidak akan lagi
Pupus akan berhenti
Semoga juangmu sesukses senyummu
Terima kasih . . .
^_^
Comment untuk Chrisna: Terima kasih ya Crisna. Ternyata senyum kakak
wangi yaa. :)
Subhanallah
ya, bagus-bagus imajinasinya..
Yuk, mari kita
termotivasi menjadi orang yang bermanfaat. Sulit memang, tidak semudah membalik telapak tangan, insya Allah, di setiap kesulitan ada kemudahan. Seperti dalam firmanNya:
“Maka sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan (5). Sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan (6).” (Q.S. Asy-Syarh: 5-6)
Ya kawan, di setiap kesulitan ada kemudahan. Tetaplah saling
menasehati dengan hikmah. Fastabiqul khairat!
Nihayatuzzyn
22 june 2012;
12.19pm
wedeeewh
ReplyDelete:)
:)
ReplyDelete